MALANG
– Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian – Peternakan Universitas
Muhammadiyah Malang (FPP UMM) terus berupaya mengambangkan system
akuaponik. Akuaponik merupakan model bidudaya perikanan terpadu antara
tanaman sayuran
dan ikan dengan menggunakan teknologi system resirkulasi.
dan ikan dengan menggunakan teknologi system resirkulasi.
Sasarannya menghasilkan protein ikan sekaligus sayuran, dan teknologi
ini memiliki peluang untuk dapat dikembangkan. Baik di wilayah perkotaan
dengan memanfaatkan lahan pekarangan, atupun lahan non produktif dalam
system budidaya ikan terpadu berwawasan lingkungan (ecological sound
integrated aquaculture)
Beberapa keuntungan dari penerapan akuaponik adalah biaya produksi yang
rendah, produktivitas dan keuntungan usaha lebih tinggi, mampu
mengeliminir pencemaran lingkungan, hemat lahan dan air, dapat dilakukan
dekat lokasi pusat pemasaran, dapat dilakukan dekat lokasi pemasaran,
dapt diaplikasikan pada berbagai jenis sayuran, serta dapat disesuaikan
dengan aspek estetika dan higenis.
Dua penelitiya yakni Hariyadi S.Pi, M.Si dan Ganjar Adhy Wirawan, S.Pi
mengatakan, pihaknya sudah mengembangkan riset tentang akuaponik sejak
2010 lalu.
“Penelitian terbarukan yang telah dilakukan jurusan perikanan tentang
teknologi akuaponik adalah pengembangan model biofiltering pada system
budidaya akuaponik sebagai inovasi system budidaya ramah
lingkungan,”ungkap salah satu peneliti, Hariyadi.
Hasil penelitian menunjukkan, kisaran sushu air pada kolam budidaya
akuapunik adalah 22,81° – 23,63°C, oksigen berada di antara 3,4 – 4,5
mg/l, pH atau derajat keasaman air berada pada kisaran 8 – 8,25, kadar
nitrit adalah 0,05 mg/l, nitrat sebesar 30 mg/l, dan kadar Amonia (NH4+)
yang diketahui menggunakan alat ukur reagen ammonia menunjukkan kadar 0
mg/l.
Phospat berada pada kisaran 0,50 – 0,75 mg/l, serta kekeruhan berada
pada nilai yang optimal. Data kualitas air tersebut menunjukkan bahwa
budidaya akuaponik berada pada batas normal.
Ada tiga system dasar dalam akuaponik yaitu menggunakan media tanam
pasir, kerikil, dan clay. Fungsi kerikil sebagai “bioreactor fluidized
bed” dapat mengurangi padatan terlarut dan menjadi habitat bagi bakteri
nitrifikasi yang terlibat dalam konversi nutrisi, sedangkan jenis ikan
yang dibudidayakan yaitu ikan nila, mas vawal air tawar, koi, dan
gurami. Akuaponik merupakan teknologi alternative produksi sumber
pangan, yang dapat dilakukan oleh siapapun dan pada kondisi lahanyang
kurang produktif. Secara sederhana berikut disajikan sistematika dari
model teknologi akuaponik.
Lebih lanjut Ganjar mengungkapkan, sebagai negara dengan jumlah
penduduk terbesar ke empat dunia, masalah ketersediaan sumber pangan
menjadi topic yang selalu mendapat perhatian dari berbagai pihak.
Terlebih di era teknologi dan globlalisasi seperti saat ini, dimana
kebutuhan atas pangan yang berkualitas, higenis, dan dapat diproduksi
mandiri secara meningkat.
Kondisi itu tentunya harus mendapatkan inovasi – inovasi pemecahan masalah, salah satunya melalui penerapan teknologi Akuaponik. Akuaponik merupakan teknolgi alternative ramah lingkungan dengan memanfaatkan lahan yang terbatas dan hemat sumber daya air atau zero water exchange system
Tidak ada komentar:
Posting Komentar